Subscribe Us

header ads

Khasanah Per-Bajaj-an Semakin Sengit (Antara Eksistensi, Gengsi dan Dendam Kesumat)

SALAM jumpa MS Lovers. Sekarang MS bikin sebutan buat para pecinta blog pribadi MS ini, ya itu di depan disebut MS Lovers yah. Maklum ikutan kayak selebritis bikin sebutan-sebutan gituh. Lama MS tak memposting artikel rasanya seperti haus yang mendera. Apalagi denger kabar soal khasanah per-bajaj-an di Indonesia yang terlihat semakin suram.

Maaf, bahasanya agak kasar, karena MS sendiri terpengaruh dengan khasanah perbajajan yang dikabarkan akan semakin suram di Indonesia. Widih, bener suram Bang MS, jangan-jangan blog Bang MS mengada-ngada dan hanya cari sensasi sana sini, biar, blognya banyak ditawarin iklan dari tetangga sebelah.
Ah, santai Mas Bro, jangan mudah terbakar kabar yang tak jelas, rumor yang menyesatkan dan berita yang mengaburkan substansi. He he he

Terus terang MS sendiri tidak tahu pasti soal khasanah perbajajan ini, hanya saja bisa saja memang seperti itu. Ada beberapa alasan yang kuat dan semakin menuju ke arah itu.

Pertama, kalau mau dicari akar masalahnya sekarang:
Montor Bajaj keluaran terbaru Pulsar 200 NS yang baru masuk setahun lalu itu dijual di dealer Kawasaki. Hanya saja, di kota MS sendiri montor itu benar-benar kurang dari segi marketingnya dari dealer. Malah sekarang nyaris tidak lagi di pajang paling depan. Tetapi mulai dipajang paling belakang.
Saat MS, masuk ke dealer pun, si embaknya yang anteng dandan merias wajah cantiknya itu tidak banyak omong dengan motor gambot dari India itu. Dia seakan kurang merekomendasikan customernya memilih PNS 200 itu. Tetapi mengalihkan ke motor bawaan dealer.

Kedua, citra buruk merek bajaj semakin melekat di mata customers karena ditinggal tutup dealer-dealer bajaj. Ini jelas bagi sebagian orang Indonesia membuat trauma, meski ada varian baru bajaj masuk ke Indonesia toh lewat Kawasaki tetap tidak menggemberikan. Apalagi purna jual dan pelayanan 3S nya pun dianaktirikan. Kebuktian, di kota tempat tinggal MS sendiri banyak yang nyervis PNS nya ke bengkel langganan MS yang dulu pernah jadi mekanik resmi dealer bajaj.

Ketiga,gengsi pake motor selain buatan Jepang, Italia dan Eropa. Di Indonesia, pake motor itu harus motor Jepang, orang yang punya gengsi lebih tinggi lagi ya harus pake motor buatan Italia dan Eropa atau mungkin amerika. Gengsi ini sudah mendarah daging, sehingga karena gengsi ini akhirnya orang ogah pake motor selain buatan Jepang atau Eropa atau Amerika.

Ada motor buatan India apalagi Cina di Indonesia sudah barang tentu menjadi bahan cibiran. Padahal, kalau kita sadar diri, sudahkan negeri kita bisa membuat motor yang bagus sebagus motor India dan Cina? Kayaknya kalau itu ditanyakan kepada orang-orang yang mencibir mereka pasti menjawabnya. "Sudah."

Tetapi pasti tidak bisa menyebutkan motor apa yang dibuat Indonesia. Seharusnya kita malu sendiri, karena kita belum bisa membuat motor dalam negeri sendiri. Yo, wis ra sah diperpanjang. Toh bangsa kita masih doyan membangga-banggakan produk luar negeri.

Keempat, faktor persaingan ketat dengan kompetitor yang semakin sengit. Kita lihat sendiri pertaruang khasanah permotoran di Indonesia semakin sengit. Edan-edanan persaingannya. Jangan lihat motor buatan Jepang menyaingi motor buatan India, mungkin ini di opsi kesekian, lihat saja persaingan antara motor Jepang dengan motor Jepang sendiri di Indonesia. Saling hantam luar biasa.

Antara R15, R25 dan Ninja series. Sedikit banyak kehadiran R15 dan R25 bakal mengusik segmen Ninja series. Antara Satria FU dan Sonic 150 keluaran 2015. Antara CB 150 R dan PNS kini pun sepertinya bakal berhadapan. Sebuah perang yang mengusik dendam masa lalu.

Tidak ingin Honda marketnya diganggu PNS, CB 150 R dengan naked style nya kini semakin berani menantang PNS.

Bahkan, PNS yang diupgrade menjelma menjadi Pulsar 200 RS (half fairing) dan varian full fairing Pulsar 200 SS, banyak yang memprediksi bakal menyaingi induk semangnya, Kawasaki itu sendiri. Itu mangkanya, Kawasaki Indonesia dikabarkan enggan menjual Pulsar 200 RS dan Pulsar 200 SS, karena ketakutan bakal lebih lakuan itu daripada varian Ninja seriesnya. Terlebih Kawasaki juga sudah siap-siap mengeluarkan senjata pamungkasnya untuk menangkis itu.

Kelima, kabar berhembus juga kalau produksi PNS bakal dihentikan atau discontinue di negeri India sana. Ada ketakutan juga bagi para pengguna PNS Indonesia akan kehilangan distribusi sparepartnya. Namun, menurut hemat MS, toh adiknya PNS, PRS tidak banyak berbeda dari segi bentuk dan basis mesin dengan PNS. Soal sparepart bisa saja banyak persamaan dengan PNS.

Toh yang pake Pulsar seri awal atau jadul juga saat ini masih banyak yang keluyuran tidak takut dengan sparepart langka.

(Bersambung ke bagian 2...)


Post a Comment

0 Comments