Subscribe Us

header ads

Mitos atau Fakta 'Oli Sesat' Sebabkan Mesin Cepat Rusak?


AKHIRNYA MotoStory ikut gatel bin kesel juga ya dengan perdebatan soal haram halal oli sesat (baca: pakai oli HDEO/diesel di sepeda motor). Ya bagaimana dari beberapa judul artikel saja meski isinya dari pabrikan oli, kok kayak tidak berdasar dan pengalaman, hanya dari teori dan teori. Inilah hasil dari pendidikan di negeri ini yang menciptakan ahli-ahli jago teori. 

Saya jadi inget bantah bantahan golongan flat earth dan globe earth. Nah, masalah penggunaan oli sesat ini juga nyaris sama sengitnya di jagat dunia maya. Ada yang pakem manual pabrikan pakai oli pabrikan sesuai brand merknya ada juga yag sesat alias di luar pakem. 

Lantas siapa yang benar? Sudahlah dunia ini sudah terlalu sempit dengan masalah benar dan salah karena menurut ahli sufi benar salah itu relatif. Jadi artinya apa, yang pake oli pabrikan sesuai brand dan manual book itu benar. Yang pake oli diesel juga benar. Yang salah itu yang gak pernah service motor dan ganti oli mesinnya.

Weka...weka...weka...weka... 

Jadi sangat disayangkan jika para ahli oli apalagi dari pabrikan oli mengatakan kalau oli diesel itu tidak bisa dipakai untuk sepeda motor dengan alasan mesin cepat aus dan terjadi penumpukan pada piston. Apakah seperti itu. Lha wong MotoStory selama tiga tahun belum pake oli diesel pernah skir klep, kerak ada dan memang wajar. 

Begitupun setelah pakai oli diesel juga pernah skir klep ya wajar saja keraknya gak bandel bandel amat. Kerak itu pasti ada, yang menyebabkan kerak tidak sempurna jika terjadi pengabutan di karbu tidak sempurna antara campuran bensin dan udara.

 Indikatornya liat kepala busi. Kalau menghitam itu belum sempurna. Yang bagus itu yang merah bata. Saya kira kalau setting karbunya bagus masalah kerak bisa diantisipasi. Plus budaya pakai BBM berkualitas dengan nilai oktan tinggi. 

Ada juga yang bilang, karena oli diesel mengandung banyak deterjen dan membersihkan daleman mesin, sehingga menimbulkan sisa sisa gram. Oke. Apa para pemakai oli sesat itu sudah pada keblinger, sekali ganti oli diesel untuk setahun dan gak kuras oli atau ganti oli. 

Kalau rutin ganti oli periodik dan memperhatikan rumus setiap 3-4 kali ganti oli ikut ganti filter oli, ya ora ono gram-gerame tong. Gram gramnya kan kesaring filter oli. Setuju tidak.??? 

Mekanik langganan MotoStory pun gak berani bilang lagi kalau pakai oli diesel bakal cepet habis kampas kopling. Gak pakai oli diesel juga ganti kampas kopling rutin dua tahun sekali (pemakaian dalam kota) waktu pakai oli diesel juga gak sampe satu tahun sekali. Sama saja sekitar dua tahunan lebih. 

Ya karena ganti oli sesatnya rutin ganti periodik dua atau tiga bulan sekali. Emang long drain saja keunggulannya. Sebagai pengalaman, selama pakai Pulsar 135 mau delapan tahun baru satu kali over size 0,50 dan sekali ring piston. 

Ya wajar wajar saja tidak ada sesuatu yang berbeda juga setelah ganti oli sesat. Bedanya ya mesin lebih enak saja smooth...dingin...jarang ganti oli karena long drain. Kalau MotoStory maksimal dua bulan ganti, toh itu masih enakeun. Tapi apa daya kan bukan pemakai oli sesat keblinger yang gak pernah ganti oli.(MotoStory)

Post a Comment

0 Comments